Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha kami untuk memenuhi kriteria penilaian.
Dalam penulisan laporan praktikum
ini, mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran.
Kami mau mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Demak dan semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan.
Abstrak
Pada praktikum ini, kami ditugaskan
untuk mengamati jaringan-jaringan pada tumbuhan khusunya pada bagian
sklereidnya. Kelompok kami diberikan 2 buah preparat. Preparat yang pertama,
kami mengamati batang Hibicus sp. C. S. dan pada preparat yang kedua, kami
mengamati batang dikotil. Pada praktikum ini juga kami diberi kesempatan untuk
membuat preparat buah pir dan preparat batok kelapa. Pembesaran yang kami pakai
adalah 10 x 10. Dengan praktikum kali ini, kami jadi mengetahui lebih dalam
tentang sklereid pada tumbuhan karena sangan terlihat jelas dimikroskop.
Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar
Belakang
Jaringan adalah sekumpulan
sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan-bahan
antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup. Tumbuhan
biji tertutup berkeping satu atau disebut monokotil dan tumbuhan biji berkeping
dua disebut dikotil. Perbedaan dari struktur luar yaitu struktur bunga, sistem
pengukuran, struktur daun dan perkecambahan. Struktur dalam perbedaannya.
Seperti halnya
tubuh hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri atas sel yang tersusun
secara teratur membentuk suatu jaringan, Sel-sel yang membentuk jaringan
tersebut berasal dari hasil pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan
antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Dari sel zigot itulah
kemudian berkembang melalui proses pembelahan sel menjadi berbagai macam sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Proses pertumbuhan dan
terbentuknya kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda itu
disebut dengan peristiwa Deferensiasasi.
Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan, selanjutnya dari berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Karena organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda maka struktur organ pun berbeda pula.
Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan, selanjutnya dari berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Karena organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda maka struktur organ pun berbeda pula.
b. Hipotesis
Seperti biasanya dalam praktikum
mengamati objek dengan mikroskop, kami dapat melihat dengan jelas
sklereid-sklereid pada batang-batang. Contohnya seperti pada buah pir, dalam
keadaan mata telanjang juga kita dapat melihat sklereidnya dengan jelas.
Jangankan dilihat, kalau kita rasakan juga teksturnya bulat-bulat. Maka dengan
bantuan mikroskop, kami dapat melihatnya lebih jelas lagi daripada dengan mata
telanjang.
c. Tujuan
Percobaan
Kami
melakukan percobaan ini karena kami ingin mengamati dan mengetahui lebih dalam
tentang jarinan permanen yang ada dalam tumbuhan. Dalam kasus ini, kita juga
mengamati sklereid yang ada pada tumbuhan. Selain dapat menambah pengetahuan
kami, kami juga ingin memenuhi kriteria penilaian.
d. Tinjauan
Literatur
a. Pengertian
Jaringan
Jaringan adalah
kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan
hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada
tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan
erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan
berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan
struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
b. Macam–Macam
Jaringan Tumbuhan
Jaringan
menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan
jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan
muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem
(Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan
meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung
batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem
interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan
meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat
membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding
tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang
sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik
adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya
rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan
epidermis dan jaringan parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan
jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak
membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar
(Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya
besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim
sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro,
1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi
untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan
penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani,
1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan
yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak
elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam
lapis yang sama di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim
merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim
merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras
(Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk
transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan
pengangkutan air serta garam-garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut
dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks
yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang
tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim
serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis
(Mulyani, 1980). Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa
sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel
yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem
dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh
beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya
berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
c. Tumbuhan
Dikotil
Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo
rotales) dan dari famili papilionaceae.
Arachis hypogeae atau kacang tanah
merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga
serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus (Mukhtar, 1992).
Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan
cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah
bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan
mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil
merupakn tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan
akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian
bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan
tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai
cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan
pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).
d. Tumbuhan
Monokotil
Tumbuhan monokotil memiliki
ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut, pertulangan
daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan
monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium,
mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau
berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
Bab 2 : Prosedur
a. Alat
- Mikorskop
- Kaca benda
/ preparat
- Kaca
penutup
- Silet
b. Bahan
- Penampang
awetan jaringan tumbuhan
- Endokarium
kelapa (Cocos nucifera) dan kulit
biji
- Buah pir
c. Cara Kerja
1. Pengamatan
Penampang Awetan
- Letakan
penampang awetan pada mikroskop
- Amati
dengan perbesaran yang sesuai
- Gambarkan
hasil pengamatan
2. Pengamatan
Jaringan Sklerenkim
- Buatlah
kerokan biji kelapa (untuk mengamati sklereid)
- Letakan
kerokan tipis kulit biji kelapa tadi pada kaca benda
- Amati
dengan perbesaran yang sesuai
- Gambarkan
hasil pengamatan
- Buatlah
irisan tipis dari daging buah pir
- Letakan
pada kaca benda
- Amati dan
gambarkan hasil pengamatan
Bab 3 : Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan tampak adanya jaringan-jaringan
batang dikotil, Hibicus, endokarium pada batok kelapa, dan buah pir. Dalam
batang dikotil terlihat jelas adanya epidermis, floem, xilem, ini menunjukkan bahwa pada
akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan didalamnya. Xilem dan
floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh.
Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan
diantara xilem dan floem terdapat kambium.
Dapat
terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada buah pir dan batok kelapa. Sesuai dengan
teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya seperti bola-bola
padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang lunak.
Berikut adalah hasil dari pengamatan kami.
Kesimpulan
Jadi pada praktikum kali ini dapat
disimpulkan bahwa jaringan-jaringan pada tumbuhan berbeda-beda. Letak-letak
pembuluh angkutnya juga berbeda-beda. Sklereid-sklereidnya pun berbeda-beda.
Ada yang rapat-rapat, dan ada juga yang longgar. Bertuk sklereidnya juga
berbeda-beda, ada yang memanjang dan juga ada yang bulat-bulat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar