Ini laporanku sewaktu kelas XI dulu.. semoga bermanfaat yaa!
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha kami untuk memenuhi kriteria penilaian.
Dalam penulisan laporan praktikum
ini, mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran.
Kami mau mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Shintia, Ibu Demak dan semua pihak yang telah membantu hingga
laporan ini terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan.
Abstrak
Pada percobaan biologi pada hari
ini, kami diberi kesempatan untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan
peredaran darah. Berikut adalah keempat percobaan yang telah kami lakukan.
Percobaan yang pertama adalah tes
golongan darah. Pertama, siapkan jarum untuk mengeluarkan sedikit darah dari
ujung jari. Tekan ujung jari agar darah berkumpul diujung jari. Setelah siap,
tusukkan, lalu darah akan mengalir keluar dengan sendirinya. Teteskan darah
pada 3 kaca preparat. Teteskan sampel 1 dengan antigen A, sampel 2 dengan
antigen B, dansampel 3 dengan antigen AB. Setiap perubahan setelah diaduk
dengan tusuk gigi yang bersih akan dicatat. Jika ada 4 orang yang ingin diuji
darahnya maka ulangi langkah diatas sebanyak 4 kali.
Percobaan yang kedua adalah melihat
keeping darah. Pertama, tusukkan jarum yang telah disiapkan keujung jari.
Setelah darah keluar teteskan pada kaca preparat. Teteskan beberapa tetes
larutan NaCl fisiologis agar sel darah tidak pecah atau mengkerut. Setelahnya
amati dibawah mikroskop. Bentuk dari sel darah akan dicatat dan digambar.
Percobaan yang ketiga adalah
mengukur denyut jantung. Pertama-tama ukur denyut jantung salah satu orang per
menitnya. Lalu orang itu berlari sesaat. Setelah itu ukur kembali denyut
jantungnya. Data denyut jantung sebelum dan sesudah berlari akan dicatat.
Percobaan yang keempat adalah
mengukur tekanan darah. Alat yang diperlukan adalah stetoskop dan
sphygmomanometer. Pertama orang yang akan dites harus duduk tegak dengan tangan
terlentang dimeja yang tingginya kurang lebih setinggi dada. Kemudian stetoskop
diletakkan diatas sendi dalam, dibawah otot bisep, dan dililit oleh kain dari
sphygmomanometer. Setelah semuanya siap, pompa kain tersebut sehingga kain akan
menggembung. Saat tekanan sudah mencapai 200, keluarkan angin secara perlahan.
Perhatikan saat tekanan sedang turun. Jika ada hentakkan, maka tekanan dimana
hentakkan itu berada akan dicatat. Lalu hentakkan yang kedua juga akan dicatat.
Hentakkan yang pertama disebut sistole dan yang kedua disebut diastole.
Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar
Belakang
Setiap
manusia memiliki golongan darah yang berbeda – beda. Ada yang bergolongan darah
A , B , AB dan O. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang
sangat penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba – tiba kita membutuhkan
darah maka kita tidak perlu repot – repot karena kita sudah mengetahuinya.
Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Selain itu,
setiap orang juga memiliki waktu koagulan atau waktu pembekuan darah yang
berbeda – beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Dan setiap orang juga
memiliki tensi yang berbeda – beda pula. Tensi manusia dewasa yang normal
adalah 120/80. dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui itu
semua yaitu mengetahui golongan darah, waktu koagulan dan tensi.
b. Hipotesis
Darah yang bergolongan A akan menggumpal jika ditetesi anti A, darah
bergolongan B akan menggumpal jika ditetesi anti B, darah bergolongan AB akan
menggumpal jika ditetesi anti A dan anti B, dan darah bergolongan O tidak akan
menggumpal jika ditetesi anti A maupun anti B.
Tensi atau tekanan darah manusia akan normal apabila diastolnya 120 dan
sistol 80. Bila sesudah keadaan lompat atau lari denyut nadinya akan lebih
cepat dari biasanya.
c. Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui golongan darah dan cara mengetahuinya.
-
Mengetahui tensi darah.
-
Mengetahui
diastol dan sistolnya
-
Mengamati denyut nadi seseorang sesudah dan sebelum
lari
d. Tinjauan
Literatur
Darah adalah unit
fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi.
Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia,
sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan
dalam pembekuan darah.
Membran eritrosit
mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut
aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi
spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan
penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu
aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).
Aglutinogen-A
memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada
rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada
rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan
Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah
manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan
menjadi :
- Golongan
darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam
plasma darah.
- Golongan
darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam
plasma darah.
- Golongan
darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah
tidak memiliki aglutinin.
- Golongan
darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma
darah memiliki aglutinin-a dan b.
Trombosit adalah
bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan
pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah
protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah
sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat
larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam
plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan
tertutup.
Eritrosit normal
berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit
sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati
kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah
ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan
eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang.
Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan
eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah
tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk
menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara
menghitung 8% dari berat badan orang itu.
Transfusi darah adalah pemberian darah
seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut
dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB
merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah.
Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan
kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah
adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur
dari darah yang dibutuhkan.
Bab 2 : Prosedur
Percobaan yang pertama adalah tes
golongan darah. Pertama, siapkan jarum untuk mengeluarkan sedikit darah dari
ujung jari. Tekan ujung jari agar darah berkumpul diujung jari. Setelah siap,
tusukkan, lalu darah akan mengalir keluar dengan sendirinya. Teteskan darah
pada 3 kaca preparat. Teteskan sampel 1 dengan antigen A, sampel 2 dengan
antigen B, dansampel 3 dengan antigen AB. Setiap perubahan setelah diaduk dengan
tusuk gigi yang bersih akan dicatat. Jika ada 4 orang yang ingin diuji darahnya
maka ulangi langkah diatas sebanyak 4 kali.
Percobaan yang kedua adalah melihat
keeping darah. Pertama, tusukkan jarum yang telah disiapkan keujung jari.
Setelah darah keluar teteskan pada kaca preparat. Teteskan beberapa tetes
larutan NaCl fisiologis agar sel darah tidak pecah atau mengkerut. Setelahnya
amati dibawah mikroskop. Bentuk dari sel darah akan dicatat dan digambar.
Percobaan yang ketiga adalah
mengukur denyut jantung. Pertama-tama ukur denyut jantung salah satu orang per
menitnya. Lalu orang itu berlari sesaat. Setelah itu ukur kembali denyut
jantungnya. Data denyut jantung sebelum dan sesudah berlari akan dicatat.
Percobaan yang keempat adalah
mengukur tekanan darah. Alat yang diperlukan adalah stetoskop dan
sphygmomanometer. Pertama orang yang akan dites harus duduk tegak dengan tangan
terlentang dimeja yang tingginya kurang lebih setinggi dada. Kemudian stetoskop
diletakkan diatas sendi dalam, dibawah otot bisep, dan dililit oleh kain dari
sphygmomanometer. Setelah semuanya siap, pompa kain tersebut sehingga kain akan
menggembung. Saat tekanan sudah mencapai 200, keluarkan angin secara perlahan.
Perhatikan saat tekanan sedang turun. Jika ada hentakkan, maka tekanan dimana
hentakkan itu berada akan dicatat. Lalu hentakkan yang kedua juga akan dicatat.
Hentakkan yang pertama disebut sistole dan yang kedua disebut diastole.
Alat dan Bahan
Untuk percobaan pertama dibutuhkan kacapreparat,
jarum kecil, dan sistesis protein antigen A, B, dan AB. Pada percobaan kedua
yang dibutuhkan adalah kaca preparat, cover glass, mikroskop, dan larutan NaCl
fisiologis. Percobaan ketiga membutuhkan stopwatch. Percobaan keempat
membutuhkan stetoskop dan sphygmomanometer.
Bab 3 : Hasil dan Pembahasan
Hasil
dari percobaan pertama, mengenai tes golongan darah adalah diketahuinya
golongan darah masing-masing orang yang telah dites. Jika orang bergolongan
darah A, jika diteteskan antigen A dan AB, darah akan menggumpal. Jika golongan darahnya B, jika diteteskan
antigen B dan AB , darah akan menggumpal. Jika golongan darahnya O maka darah
tidak akan menggumpal walaupun diteteskan seluruh jenis antigen. Jika darah
bergolongan AB maka darah akan menggumpal terhadap seluruh jenis antigen. Data
dari percobaan ini tertera sebagai berikut.
No.
|
Nama
|
Anti
A
|
Anti
B
|
Anti
AB
|
Golongan
|
1.
|
Jonathan E
|
-
|
-
|
-
|
O
|
2.
|
Ray
|
-
|
+
|
+
|
B
|
3.
|
Filene
|
+
|
-
|
+
|
A
|
Keterangan: - :
Tidak menggumpal
+ : Menggumpal
Darah
bergolongan A akan menggumpal jika diberi antigen A dan AB karena antigen A
akan mengenali sel darah bergolongan A sebagai musuh sehingga sifatnya saling
menghancurkan dan tidak dapat bersatu. Maka sel darah bergolongan A akan rusak
jika bertemu antigen A. Demikian pula halnya dengan sel darah bergolongan B.
Jika sel darah B bertemu dengan antigen B atau AB maka antigen B akan menyerang
sel darah B dan terjadilah penggumpalan. Golongan darah AB menggupal jika
diberi antigen A, B, dan AB karena sel darah bergolongan AB memiliki
karakteristik sel darah A dan B maka sel darah AB akan menggumpal jika diberi
antigen jenis apapun. Golongan darah O tidak akan menggumpal jika diberi
antigen apapun karena golongan darah O tidak memiliki antigen. Golongan darah A
memiliki antigen B dan golongan darah B memiliki antigen A, sedangkan golongan
darah O tidak memiliki antigen sehingga jika bertemu dengan golongan darah
apapun dengan antigen apapun, tidak akan terjadi penggumpalan. Golongan darah O
sering disebut resepien universal karena sifat ini.
Hasil dari percobaan kedua adalah
terlihatnya sel darah merah. Bentuk dari sel darah itu sendiri adalah seperti
ban, dengan bagian tengah yang lebih tipis. Eritrosit atau sel darah merah
dapat terlihat dengan perbesaran 40x. Guna larutan NaCl fisiologis dalam
percobaan ini adalah membuat sel darah tidak rusak, pecah maupun mengkerut.
Larutan NaCl fisiologis memiliki kandungan garam yang mirip dengan plasma darah
yang ada didalam tubuh manusia. Hal ini membuat sel darah tetap dalam keadaan
prima untuk diamati. Berikut ini adalah gambar dari eritrosit yang diamati.
Hasil dari percobaan ketiga yang
merupakan tes pengukuran denyut jantung adalah diketahui bahwa adanya kenaikan
denyut jantung saat sebelum dan sesudah berlari. Ini disebabkan karena saat
badan manusia yang melakukan aktifitas berat seperti berolahraga, jantung akan
mempercepat denyutnya agar oksigen dan nutrisi makanan yang dibawa oleh darah
akan lebih cepat sampai pada organ atau jaringan yang dituju. Berikut adalah
data dari denyut jantung sebelum dan sesudah berlari.
Sebelum berlari :
92 denyut/menit
Setelah berlari :
152 denyut/menit
Hasil dari
percobaan keempat yaitu tes tekanan darah adalah sebagai berikut.
No.
|
Nama
|
Sistole
|
Diastole
|
1.
|
Jonathan E
|
120
|
90
|
2.
|
Ray
|
120
|
90
|
3.
|
Filene
|
110
|
70
|
Hentakkan pertama dinamakan sistole
dan hentakan kedua disebut diastole. Hentakan disini dimaksudkan adalah bunyi
denyut jantung. Berikut adalah batas atas tekanan darah seseorang :
No.
|
Sistole
|
Diastole
|
|
1.
|
Dewasa
|
120
|
80
|
2.
|
Tua
|
140
|
90
|
3.
|
Batas
maksimal laki-laki
|
200
|
100
|
4.
|
Batas
maksimal wanita
|
180
|
100
|
Jika
seseorang memiliki tekanan darah diatas data tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa orang tersebut memiliki penyakit darah tinggi. Jika seseorang memiliki
tekanan darah rendah, maka sistolenya : <90 dan diastolenya : <60.
Kesimpulan
Jadi, dalam praktikum kali ini, kami
belajar tentang cara mengindentifikasi golongan darah dengan menggunakan
antigen, mengetahui bentuk kepingan darah menggunakan NaCl fisiologis, membedakan
denyut jantung setelah dan sebelum berlari, dan mengetahui tekanan darah tiap
masing-masing anggota kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar