29/03/13

Praktikum Biologi Uji Urin

Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan :)


Kata Pengantar
            Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha penulis untuk memenuhi kriteria penilaian.
            Dalam penulisan laporan praktikum ini, mohon maaf bila penulis masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulissaya sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran.
            Penulis mau mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shintia dan semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.       

Abstrak
Urin terbentuk setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membran glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urin primer. Proses ini disebut filtrasi. Dalam praktikum kali ini, kami mengamati kandungan dalam urin. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung protein, contohnya daging-dagingan, maka akan bersifat asam. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung sayur-sayuran, makan akan bersifat cenderung basa. Jika urin mengandung gula, makan setelah diteteskan oleh fehling A dan B dan dipanaskan, akan berubah warnanya menjadi oranye atau merah bata. Jika urin mengandung protein, maka setelah diteteskan oleh biuret akan berubah warnanya menjadi ungu atau maka setelah di teteskan asam asetat dan panaskan, akan menjadi keruh dan ada endapan. Jika urin yang di taruh di atas kaca arloji lalu dipanaskan sampai mongering dan terdapat Kristal-kristal garam, maka urin tersebut mengandung garam.  

 
Bab 1 : Pendahuluan
     a.     Latar Belakang
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses-proses biologis berupa pembongkaran dan penyusunan (metabolisme). Metabolisme akan menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh dan zat-zat sisa yang tidak digunakan tubuh. Sisa hasil metabolisme dikeluarkan melalui alat-alat pengeluaran.
Apabila sisa hasil metabolisme tersebut tidak dikeluarkan maka dapat menyebabkan tubuh keracunan. Zat-zat sisa yang dikeluarkan tubuh antara lain karbon dioksida (CO2), amonia (NH4), dan air (H2O). Proses pengeluaran sisa metabolisme yang tidak berguna tersebut disebut ekskresi. Ekskresi melibatkan alat-alat khusus dan membentuk suatu sistem yang disebut sistem ekskresi. Setiap makhluk hidup memiliki alat ekskresi yang berbeda-beda.
Sistem ekskresi sangat berperan penting untuk menjaga keseimbangancairan dalam tubuh (homeostatis) dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi, yaitu mekanime untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh.
Urin terbentuk setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membran glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urin primer. Proses ini disebut filtrasi.
Urin primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urin sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi.
Urin sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urnine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urne, tekanan urin pada dinding kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Urin mengandung zat padat sebesar 4% dan 96% air. Zat-zat padat yang ada dalam urin adalah sebagai berikut :
a.      Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
b.      Zat warna empedu yang member warna kuning pada urin
c.       Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan,
garam-garaman khususnya garam dapur.
Banyaknya urin yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Factor yang mempengaruhi pengeluaran urin dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urin meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urin sedikit.
 Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urin. Warna urin setiap orang berbeda-beda. Warna urin biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urin normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.

     b.     Hipotesis
Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung protein, contohnya daging-dagingan, maka akan bersifat asam. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung sayur-sayuran, makan akan bersifat cenderung basa. Jika urin mengandung gula, makan setelah diteteskan oleh fehling A dan B dan dipanaskan, akan berubah warnanya menjadi oranye atau merah bata. Jika urin mengandung protein, maka setelah diteteskan oleh biuret akan berubah warnanya menjadi ungu atau maka setelah di teteskan asam asetat dan panaskan, akan menjadi keruh dan ada endapan. Jika urin yang di taruh di atas kaca arloji lalu dipanaskan sampai mongering dan terdapat Kristal-kristal garam, maka urin tersebut mengandung garam. 

     c.      Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pH, kadar gula, protein, dan garam dalam urin manusia

     d.     Tinjauan Literatur
1.      Proses pembentukan Urin
Proses pembentukan urin terjadi di badan Malpighi, di dalam badan Malpighi ini glomerulus di kelilingi oleh kapsula bowman. Darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat lain –lain mengalami penyaringan, kecuali yang bermolekul besar seperti sel-sel darah dan molekul protein, filtrat masuk ke ruangan kapsula bowman menjadi filtrate glomerulus ( urin primer ). Jumlah darah yang mengalir melalui ginjal ini ada 1,2 liter setiap menit yang merupakan seperempat dari seluruh jumlah darah yang di pompakan oleh jantung.
Proses penyaringan ini terutama disebabkan oleh tekanan darah, dan dipengaruhi oleh pengerutan dan pengembangan arteriol yang menuju dan meninggalkan glomerulus. Pengerutan arteriol yang menuju glomerulus akan menambah jumlah filtrat dan selalu diikat oleh pengembangan arteriol yang meninggalkan glomerulus (arteriol eferen ), filtrate glomerulus ini masih mengandung banyak zat yang masih diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino.
Dari  glomerulus filtrat di bawa melalui tubulus kontortus proksimal yang dikelilingi oleh pembuluh darah, dalam tubulus kontortus proksimal terjadi reabsorbsi zat-zat yang masih berguna, Setelah reabsorbsi kadar urea menjadi lebih tinggi, sehingga terbentuk lagi zat-zat lain yang sementara waktu tidak digunakan lagi. Setelah selesai filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi ini barulah terbentuk urin yang sesungguhnya yang dikumpulkan dari tubulus kolektivus ke pelvis renalis.
Di dalam badan Malpighi, kapsula bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus, dan terbentuklah filtrate glomerulus. Didalam tubulus kontortus proksimal di dserap kembali oleh pembuluh darah dan terbentuklah urin sekunder. Dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambah lagi zat-zat yang pada waktu itu tidak digunakan lagi dan menambah kelebihan air sehingga terbentuklah urin sesungguhnya, dalamn urin ini tidak terdapat protein karena protein telah di saring dengan sempurna dari jumlah 7-9% protein yang ada di dalam darah, demikian juga dengan glukosa.
Juga terjadi peningkatan kadar urea yang semula 0,03% dalam plasma darah, meningkat menjadi 0,5% dalam tubulus kontortus proksimal, dan naik lagi dengan cepat menjadi 2% dalam tubulus kontortus distal, hal ini terjadi karena adanya penyerapan air kembali.

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi volume atau jumlah urin yang dihasilkan
Volume urin yang dikeluarkan tidak tergantung dari berapa banyaknya jumlah cairan yang diminum, tetapi juga tergantung dari jumlah garam-garam yang dikeluarkan dari darah, agar tekanan osmosis tetap.
Pada penderita kencing manis ( Diabetes Miletus ) pengeluaran glukosa dari dalam darah juga diikuti oleh kenaikan volume urin.
a.             Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis, pengeluaran hormone ini di tentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekanan osmotic darh, oleh karena itu hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat.
Pada saat tubuh kekurangan cairan, konsentrasi air dalam darah akan menurun, akibatnya sekresi ADH akan meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. ADH meningkatkan permeabilitas sel terhadap air dan permeabilitas saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi keluar dari pipa pengumpul lalu masuk kedalam darah, dan keadaan tersebut dapat memulihkan konsentrasi air dalam darah, akibatnya urin yang dihasilkan lebih sedikit dan pekat.
b.            Faktor usia
Pada anak balita sering mengeluarkan urin, hal ini disebabkan karena anak balita belum bias mengendalikan rangsangan untuk mikturisi, selain itu juga anak balita mengonsumsi lebih banyak makanan yang berwujud cairan, sehingga urin yang dihasilkan lebih banyak.
Begitu pula sebaliknya, pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit, hal ini dikarenakan setelah usia 40 tahun jumlah nefron yang berfungsi akan menurun kira-kira 10% setiap tahun, Kondisi ini akan mengurangi kemampuan ginjal dalam memproses pengeluaran urin.
c.             Gaya hidup dan aktivitas
Seorang yang sering berolahraga / olahragawan urin yang dihasilkan akan lebih sedikit jika dibandingkan pada orang biasa, hal ini disebabkan karena jumlah cairan yang ada di dalam tubuh lebih banyak digunakan sebagai energi dan dikeluarkan dalam bentuk keringat.
e.            Kondisi kesehatan
Seseorang yang sehat produksi urinnya berbeda dengan orang yang sakit bias mengeluarkan urin lebih banyak ataupun lebih sedikit tergantung pada jenis penyakit yang di deritanya.
f.              Psikologis
Orang yang sedang merasa cemas akan lebih sering mengeluarkan urin, sebab kondisi metabolismenya berjalan lebih cepat.
g.             Cuaca
Apabila cuaca dingin orang lebih sering mengeluarkan urin, sebab cairan yang ada di dalam tubuh di keluarkan dalam bentuk urin, begitupula sebaliknya, pada musim panas orang jarang mengeluarkan urin, sebab cairan yang ada di dalam tubuhnya lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat.
h.            Jumlah air yang diminum
Apabila mengkonsumsi banyak air minum, konsentrasi protein dalam darah akan menurun, kondisi ini dapat mengakibatkan menurunnya tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi kurang efektif, akibatnya volume urin yang dihasilkan akan meningkat.

3.      Sifat-sifat urin
Volume urin normal orang dewasa ±2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen, the, kopi, alcohol mempunyai efek iuresis.
Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 7, bila masukan protein tinggi urin menjadi asam, sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam, urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amoniak dan kehilangan CO2 di udara.
Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar, pigmen utamanya urokrom, sedikit urobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam urin berwarna kuning tua atau kecoklatan. Sedangkan urin orang yang mempunyai penyakit diabetes Melitus (kencing manis) urinnya mengandung gula, yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah yang juga disebabkan oleh kekurangan hormone insulin. Nilai pHnya berkisar antara 7 atau kurang dari 7 karena bersifat asam. Warna urin orang penderita diabetes adalah bening kekuningan.

4.      Unsur – unsur dalam urin
-          Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolism protein dari mamalia termasuk manusia.
-          Amoniak (NH3) pada urin orang normal yang masih segar terdapat sedikit, sedangkan pada penderita diabetes miletus kandungan amoniakndalam urinnya sangat tinggi.
-          Kreatinin dan keratin, (kreatinin : produk pemecahan keratin ) normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22mg/kg pada perempuan.
-          Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi urin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali.








Bab 2 : Prosedur
Alat dan bahan :
-          Tabung reaksi
-          Beaker glass
-          Corong
-          Korek api
-          Pembakar spiritus
-          Kawat kasa
-          Kaki 3
-          Pipet
-          Penjepit
-          Lap
-          Tissue
-          Kaca arloji
-          Gelas ukur

Prosedur :
a.      Uji pH
     1.      Teteskan urin secukupnya ke dalam kaca arloji
     2.      Tempelkan kertar pH indicator ke urinnya
     3.      Tunggu selama 5 menit
     4.      Bandingkan dengan tabel

b.      Uji gula
     1.      Masukan 3 ml urin ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tets fehling B
     2.      Aduk sampai merata
     3.      Panaskan di pemanas air
     4.      Amati, jika positif akan menjadi warna oranye atau merah bata

c.       Uji protein 1
     1.      Masukan 3 ml urin dan tambahkan 5 tets biuret
     2.      Aduk sampai rata
     3.      Amati, jika positif akan menjadi warna ungu

d.      Uji protein 2 / garam Ca
     1.      Masukan 5 ml urin dan tambahkan 3 tetes asam asetat
     2.      Lalu panaskan
     3.      Amati apakah ada endapan / keruh
     4.      Jika ya, tambahkan lagi 3-5 tetes asam asetat
     5.      Jika ada endapan berarti urin tersebut mengandung garam

e.      Uji garam / Kristal garam
     1.      Teteskan urin ke dalam kaca arloji
     2.      Lalu panaskan sampai urin memuai
     3.      Amati apakah ada Kristal atau tidak

Bab 3 : Hasil dan Pembahasan         
Sample
Uji Gula
Uji pH
Uji Protein 1
Uji Protein 2 / Garam Ca
Uji garam / Kristal garam
Bau
Catatan tentang kondisi urin
A (Jonathan)
-
7-8
-
-
+
üü
-      Bau urin biasa
-      Warnanya oranye
-      Makanan yang dikonsumsi : nasi, toge, mie
B
(Rainer)
-
6
-
-
+
üüü
-      Bau urin sangat bau
-      Warnanya oranye
-      Makanan yang dikonsumsi : nasi, ikan, sayur, sambel

            Dalam uji gula, tidak ada satupun di antara kedua sample yang urinnya mengandung gula. Dalam uji pH, sample A memiliki pH yang berkisar antara 7-8, hal ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi sayur-sayuran (toge), maka dari itu cenderung bersifat basa, sedangkan sample B memiliki pH 6 yang cenderung asam, hal ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi mengandung banyak protein (ikan), maka dari itu cenderung bersifat asam. Dalam uji protein 1 dan 2, tidak satupun sample yang menunjukkan urin yang mengandung protein. Dalam uji garam, kedua sample menunjukkan bahwa kedua urin mengandung garam. Sample B cenderung lebih bau, karena makanan yang dikonsumsi mengandung banyak protein (daging-dagingan).

Kesimpulan
Jadi pada praktikum kali ini, kita dapat mengetahui kandungan dalam urin manusia. Kandungan dalam urin manusia sangat berkaitan dengan apa makanan yang kita konsumsi. Seperti contoh pada praktikum kali ini, pH sample A yang berkisar antara 7-8, hal ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi sayur-sayuran (toge), maka dari itu cenderung bersifat basa, sedangkan sample B memiliki pH 6 yang cenderung asam, hal ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi mengandung banyak protein (ikan), maka dari itu cenderung bersifat asam. Kita juga jadi tahu bahwa rata-rata urin memang mengandung garam. Bau pada urin juga ditentukan oleh apa yang kita konsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar