11/03/13

Praktikum Biologi Peredaran Darah


 Ini laporanku sewaktu kelas XI dulu.. semoga bermanfaat yaa!

Kata Pengantar
            Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha kami untuk memenuhi kriteria penilaian.
            Dalam penulisan laporan praktikum ini, mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran.
            Kami mau mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shintia, Ibu Demak dan semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.      

Abstrak
Pada percobaan biologi pada hari ini, kami diberi kesempatan untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan peredaran darah. Berikut adalah keempat percobaan yang telah kami lakukan.
Percobaan yang pertama adalah tes golongan darah. Pertama, siapkan jarum untuk mengeluarkan sedikit darah dari ujung jari. Tekan ujung jari agar darah berkumpul diujung jari. Setelah siap, tusukkan, lalu darah akan mengalir keluar dengan sendirinya. Teteskan darah pada 3 kaca preparat. Teteskan sampel 1 dengan antigen A, sampel 2 dengan antigen B, dansampel 3 dengan antigen AB. Setiap perubahan setelah diaduk dengan tusuk gigi yang bersih akan dicatat. Jika ada 4 orang yang ingin diuji darahnya maka ulangi langkah diatas sebanyak 4 kali.
Percobaan yang kedua adalah melihat keeping darah. Pertama, tusukkan jarum yang telah disiapkan keujung jari. Setelah darah keluar teteskan pada kaca preparat. Teteskan beberapa tetes larutan NaCl fisiologis agar sel darah tidak pecah atau mengkerut. Setelahnya amati dibawah mikroskop. Bentuk dari sel darah akan dicatat dan digambar.
Percobaan yang ketiga adalah mengukur denyut jantung. Pertama-tama ukur denyut jantung salah satu orang per menitnya. Lalu orang itu berlari sesaat. Setelah itu ukur kembali denyut jantungnya. Data denyut jantung sebelum dan sesudah berlari akan dicatat.
Percobaan yang keempat adalah mengukur tekanan darah. Alat yang diperlukan adalah stetoskop dan sphygmomanometer. Pertama orang yang akan dites harus duduk tegak dengan tangan terlentang dimeja yang tingginya kurang lebih setinggi dada. Kemudian stetoskop diletakkan diatas sendi dalam, dibawah otot bisep, dan dililit oleh kain dari sphygmomanometer. Setelah semuanya siap, pompa kain tersebut sehingga kain akan menggembung. Saat tekanan sudah mencapai 200, keluarkan angin secara perlahan. Perhatikan saat tekanan sedang turun. Jika ada hentakkan, maka tekanan dimana hentakkan itu berada akan dicatat. Lalu hentakkan yang kedua juga akan dicatat. Hentakkan yang pertama disebut sistole dan yang kedua disebut diastole.

 
Bab 1 : Pendahuluan
a.     Latar Belakang
Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda – beda. Ada yang bergolongan darah A , B , AB dan O. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba – tiba kita membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot – repot karena kita sudah mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Selain itu, setiap orang juga memiliki waktu koagulan atau waktu pembekuan darah yang berbeda – beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Dan setiap orang juga memiliki tensi yang berbeda – beda pula. Tensi manusia dewasa yang normal adalah 120/80. dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui itu semua yaitu mengetahui golongan darah, waktu koagulan dan tensi.

b.     Hipotesis
Darah yang bergolongan A akan menggumpal jika ditetesi anti A, darah bergolongan B akan menggumpal jika ditetesi anti B, darah bergolongan AB akan menggumpal jika ditetesi anti A dan anti B, dan darah bergolongan O tidak akan menggumpal jika ditetesi anti A maupun anti B.
Tensi atau tekanan darah manusia akan normal apabila diastolnya 120 dan sistol 80. Bila sesudah keadaan lompat atau lari denyut nadinya akan lebih cepat dari biasanya.

c.      Tujuan Percobaan
-         Mengetahui golongan darah dan cara mengetahuinya.
-         Mengetahui tensi darah.
-          Mengetahui diastol dan sistolnya
-          Mengamati denyut nadi seseorang sesudah dan sebelum lari

d.     Tinjauan Literatur
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah.
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).
Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
-     Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
-    Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
-    Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
-     Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan  tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler.  Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan.

 Bab 2 : Prosedur
Percobaan yang pertama adalah tes golongan darah. Pertama, siapkan jarum untuk mengeluarkan sedikit darah dari ujung jari. Tekan ujung jari agar darah berkumpul diujung jari. Setelah siap, tusukkan, lalu darah akan mengalir keluar dengan sendirinya. Teteskan darah pada 3 kaca preparat. Teteskan sampel 1 dengan antigen A, sampel 2 dengan antigen B, dansampel 3 dengan antigen AB. Setiap perubahan setelah diaduk dengan tusuk gigi yang bersih akan dicatat. Jika ada 4 orang yang ingin diuji darahnya maka ulangi langkah diatas sebanyak 4 kali.
Percobaan yang kedua adalah melihat keeping darah. Pertama, tusukkan jarum yang telah disiapkan keujung jari. Setelah darah keluar teteskan pada kaca preparat. Teteskan beberapa tetes larutan NaCl fisiologis agar sel darah tidak pecah atau mengkerut. Setelahnya amati dibawah mikroskop. Bentuk dari sel darah akan dicatat dan digambar.
Percobaan yang ketiga adalah mengukur denyut jantung. Pertama-tama ukur denyut jantung salah satu orang per menitnya. Lalu orang itu berlari sesaat. Setelah itu ukur kembali denyut jantungnya. Data denyut jantung sebelum dan sesudah berlari akan dicatat.
Percobaan yang keempat adalah mengukur tekanan darah. Alat yang diperlukan adalah stetoskop dan sphygmomanometer. Pertama orang yang akan dites harus duduk tegak dengan tangan terlentang dimeja yang tingginya kurang lebih setinggi dada. Kemudian stetoskop diletakkan diatas sendi dalam, dibawah otot bisep, dan dililit oleh kain dari sphygmomanometer. Setelah semuanya siap, pompa kain tersebut sehingga kain akan menggembung. Saat tekanan sudah mencapai 200, keluarkan angin secara perlahan. Perhatikan saat tekanan sedang turun. Jika ada hentakkan, maka tekanan dimana hentakkan itu berada akan dicatat. Lalu hentakkan yang kedua juga akan dicatat. Hentakkan yang pertama disebut sistole dan yang kedua disebut diastole.

Alat dan Bahan
Untuk percobaan pertama dibutuhkan kacapreparat, jarum kecil, dan sistesis protein antigen A, B, dan AB. Pada percobaan kedua yang dibutuhkan adalah kaca preparat, cover glass, mikroskop, dan larutan NaCl fisiologis. Percobaan ketiga membutuhkan stopwatch. Percobaan keempat membutuhkan stetoskop dan sphygmomanometer.

Bab 3 : Hasil dan Pembahasan         
Hasil dari percobaan pertama, mengenai tes golongan darah adalah diketahuinya golongan darah masing-masing orang yang telah dites. Jika orang bergolongan darah A, jika diteteskan antigen A dan AB, darah akan menggumpal.  Jika golongan darahnya B, jika diteteskan antigen B dan AB , darah akan menggumpal. Jika golongan darahnya O maka darah tidak akan menggumpal walaupun diteteskan seluruh jenis antigen. Jika darah bergolongan AB maka darah akan menggumpal terhadap seluruh jenis antigen. Data dari percobaan ini tertera sebagai berikut.
No.
Nama
Anti A
Anti B
Anti AB
Golongan
1.
Jonathan E
-
-
-
O
2.
Ray
-
+
+
B
3.
Filene
+
-
+
A

Keterangan:       -  : Tidak menggumpal
                          + : Menggumpal
Darah bergolongan A akan menggumpal jika diberi antigen A dan AB karena antigen A akan mengenali sel darah bergolongan A sebagai musuh sehingga sifatnya saling menghancurkan dan tidak dapat bersatu. Maka sel darah bergolongan A akan rusak jika bertemu antigen A. Demikian pula halnya dengan sel darah bergolongan B. Jika sel darah B bertemu dengan antigen B atau AB maka antigen B akan menyerang sel darah B dan terjadilah penggumpalan. Golongan darah AB menggupal jika diberi antigen A, B, dan AB karena sel darah bergolongan AB memiliki karakteristik sel darah A dan B maka sel darah AB akan menggumpal jika diberi antigen jenis apapun. Golongan darah O tidak akan menggumpal jika diberi antigen apapun karena golongan darah O tidak memiliki antigen. Golongan darah A memiliki antigen B dan golongan darah B memiliki antigen A, sedangkan golongan darah O tidak memiliki antigen sehingga jika bertemu dengan golongan darah apapun dengan antigen apapun, tidak akan terjadi penggumpalan. Golongan darah O sering disebut resepien universal karena sifat ini.
Hasil dari percobaan kedua adalah terlihatnya sel darah merah. Bentuk dari sel darah itu sendiri adalah seperti ban, dengan bagian tengah yang lebih tipis. Eritrosit atau sel darah merah dapat terlihat dengan perbesaran 40x. Guna larutan NaCl fisiologis dalam percobaan ini adalah membuat sel darah tidak rusak, pecah maupun mengkerut. Larutan NaCl fisiologis memiliki kandungan garam yang mirip dengan plasma darah yang ada didalam tubuh manusia. Hal ini membuat sel darah tetap dalam keadaan prima untuk diamati. Berikut ini adalah gambar dari eritrosit yang diamati.
Hasil dari percobaan ketiga yang merupakan tes pengukuran denyut jantung adalah diketahui bahwa adanya kenaikan denyut jantung saat sebelum dan sesudah berlari. Ini disebabkan karena saat badan manusia yang melakukan aktifitas berat seperti berolahraga, jantung akan mempercepat denyutnya agar oksigen dan nutrisi makanan yang dibawa oleh darah akan lebih cepat sampai pada organ atau jaringan yang dituju. Berikut adalah data dari denyut jantung sebelum dan sesudah berlari.
Sebelum berlari                : 92 denyut/menit
Setelah berlari                   : 152 denyut/menit

Hasil dari percobaan keempat yaitu tes tekanan darah adalah sebagai berikut.
No.
Nama
Sistole
Diastole
1.
Jonathan E
120
90
2.
Ray
120
90
3.
Filene
110
70

Hentakkan pertama dinamakan sistole dan hentakan kedua disebut diastole. Hentakan disini dimaksudkan adalah bunyi denyut jantung. Berikut adalah batas atas tekanan darah seseorang :
No.

Sistole
Diastole
1.
Dewasa
120
80
2.
Tua
140
90
3.
Batas maksimal laki-laki
200
100
4.
Batas maksimal wanita
180
100




            
Jika seseorang memiliki tekanan darah diatas data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa orang tersebut memiliki penyakit darah tinggi. Jika seseorang memiliki tekanan darah rendah, maka sistolenya : <90 dan diastolenya : <60.

Kesimpulan
            Jadi, dalam praktikum kali ini, kami belajar tentang cara mengindentifikasi golongan darah dengan menggunakan antigen, mengetahui bentuk kepingan darah menggunakan NaCl fisiologis, membedakan denyut jantung setelah dan sebelum berlari, dan mengetahui tekanan darah tiap masing-masing anggota kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar